Friday 8 January 2016

Survei dan Pemetaan

Survei dan Pemetaan

Pengertian Survei
Dalam dunia pertambangan survey ada 2 macam :
1. Survey Original
Survey yang bertujuan untuk mengetahui bentuk awal atau bentuk asli (original) Sebelum lokasi atau tempat tersebut ditambang atau dikerjakan.

2. Survey Progress
Survey yang bertujuan untuk menghitung atau mengetahui berapa banyak material yang telah dipindahkan atau diambil selama 1 bulan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk BCM (bench cubik meter) padat. Baik Survey Progress maupun original dalam pertambangan memegang peranan sangat penting karena dangan melaksanakan survey original akan diketahui bentuk asli dari permukaan tanah tersebut, dan dengan melaksanakan survey progress maka akan diketahui berapa jumlah Over Burden atau tanah penutup yang diambil selama satu bulan.

Pengertian Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster.

Beberapa hal yang harus diketahui mengenai pemetaan.
1. Arah
Dalam pekerjaan survey, baik untuk survey, pemetaan topografi, pemetaan situasi maupun untuk survey progress, arah atau azimuth merupakan hal yang harus dicari dilapangan.

Ada dua cara untuk mencari arah :
1.1 Setiap alat berdiri, arah utara sejajar dengan 0° pada hitungan skala horizontal kelebihan dari cara ini tidak perlu menghitung besarnya sudut dari titik-titik yang ditembak (dishoting) skala horizontal sudah menunjukan arah sebenarnya. Sedangkan kekurangannya adalah pada setiap berdiri alat harus memasang kompas, arah dan mensejajarkan arah utara dengan 0° pada piringan skala horizontal seperti diketahui magnet pada kompas arah, peka sekali terhadap bahan logam atau besi. Sedangkan disekitar banyak perangkat survey terbuat dari besi misalnya parang, tongkat, payung dan lain-lain yang berpotensi mnimbulkan kesalahan arah.

  1.2Setiap berdiri alat 0° pada skala horizontal diarahkan ketika sebelumnya. Keuntungan dari cara ini adalah penggunaan kompas arah, hanya pada waktu pemasangan alat untuk penembakan pertama kali pada awal pekerjaan. Kerugian dari cara ini terlalu banyak menghitung sudut yang menggunakan bilangan yang sulit untuk dihitung kecuali bagi yang sudah terbiasa menggunakan



2. Jarak Miring
Jarak miring didapat dari pembacaan mistar bak atau rambu dengan rumus sebagai berikut :

JM = BA – BB X 100 mm dimana JM = Jarak Miring
BA = Benang Atas
BB = Jam Bawah
Untuk mengetahui rambu salah satu atau benar dapat dibandingkan dengan menggunakan rumus :

BT= BA + BB dimana JM = Benang Miring
2 BT = Benang tengah
BB = Benang bawah



 3. Jarak datar

JD=(BA-BB) x cos x sin2 a x JM

Dimana JD = Jarak Datar
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah
JM = Jarak Miring

4. Beda Tinggi
Pada pekerjaan ini pengukuran beda tinggi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

BT= ⅟2 Sin 2 x a x JM

Dimana BT = Benang Tengah
JM = Jarak Miring


  Ilmu ukur tanah biasa menggunakan alat pengukuran seperti Pita Ukur, Theodolite, Waterpass,kompas,  EDM,dan bahkan alat terbaru dan canggih yaitu GPS dan alat perpaduan antara theodolite dan EDM yang bernama Total Station.

1. Pita Ukur 
Pita ukur merupakan sejenis pembaris lentur. Ia terdiri daripada pita kain, plastik, atau logam dengan tanda ukuran memanjang dengan unit numerik dan kadang kala dengan tambahan unit Imperial. Ia merupakan perkakasan ukur biasa. Kelenturannya membolehkan pengukur jarak yang besar dibawa dengan mudah dalam poket atau kotak perkakasan dan membenarkan ukuran diambil pada selekoh dan sudut. Pada masa kini ia terdapat di merata-rata, malah sebagai bentuk mini sebagai pemegang kunci.

 2. Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Macam/ Jenis Theodolit
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga
bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit
type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya
dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.
3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya
dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat
absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama
jauh radial band.

Bagian-bagian theodolit dan kegunaannya
• Tombol Focus
Berguna untuk memperjelas objek yang dituju

• Nivo
Pada alat theodolit biasanya terdapat dua buah nivo kotak yang terletak dibawah dan nivo tabung yang terletak diatas dimana Nivo sendiri berfungsi untuk mengetahui kedudukan theodolit dalam keadaan Waterpas dari dua arah.

• Teropong kecil
Untuk melihat bacaan rambu atau bak yang meliputi benang atas, benang tengah dan benang bawah.

• Micrometer
Alat ini terletak pada bagian kanan atas dari theodolit yang beguna untuk mempaskan bacaan sudut horizontal dan vertical dengan cara diputar kedepan atau kebelakang agar sudut hotizontal dan vertical pas pada pembacaan sudut.

• Centering
Beguna untuk melihat posisi alat apakah sudah tepat berada diatas patok.

• Statip
Berfungsi menompang alat ukur theidolit, agar ketinggiannya sesui dengan ketinggian pembacaan dimana kaki statip beisa digerak naik turun.

• Rambu ukur dan prisma
Berupa garis-garis yang tebalnya 1 cm yang berguna untuk menghitung jarak yang diukur, yaitu jarak antara alat berdiri dengan rambu yang dihasilkan jarak miring.

Secara garis besar theodolit terbagi 2 :
 Theodolit bagian atas§
1. Plat atas yang dihubungkan langsung dipasang pada sumbu vertical
2. Sumbu HOR
3. Nivo tabung
4. Teleskop (teropong)
5. Teropong kecil untuk melihat bacaan horizontal dan vertical
  Pada teropong ini terdapat dua lensa depan yang disebut lensa objektif dan belakang yang disebut lensa okuler, dimana kedua lensa diletakan sedemikian rupa sehingga sumbu optisnya berimpit. Agar teropong bisa digunakan sabagai alat bidik pada bagian belakang dilengkapi dengan dua garis garis salip sumbu yang terbuat dari benang laba-laba atau denagan cara digoreskan pada kaca. Garis salib sumbunya biasanya berupa garis tegak dan tiga gari mendatar yang biasanya digunakan untuk pembacaan.

 Theodolit bagian bawah terdiri dari ;§
1. Plat bawah.
2. Lingkaran horizontal.
3. Tabung sumbu luar.
4. Sekrup pengikat datar (penyetel nivo)
5. Statif atau tripot atau kaki tiga yang berguna untuk menyangga theodolit.
6. Centering.

3. GPS

Global Positioning System (GPS) adalah ruang berbasis sistem satelit navigasi global(GNSS) yang menyediakan informasi lokasi dan waktu dalam segala cuaca, di mana saja pada atau dekat Bumi, di mana ada garis terhalang dari pandangan ke empat atau lebih satelit GPS . Hal ini dipertahankan oleh pemerintah Amerika Serikat dan dapat diakses secara bebas oleh siapa saja dengan penerima GPS.Proyek GPS dikembangkanpada tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan sistem navigasi sebelumnya, [1]mengintegrasikan ide-ide dari beberapa pendahulunya, termasuk sejumlah studidesain teknik diklasifikasikan dari tahun 1960-an. GPS diciptakan dan direalisasikan oleh Departemen Pertahanan AS (USDOD) dan pada awalnya dijalankan dengan 24 satelit. Ini menjadi sepenuhnya operasional pada tahun 1994.


4. Kompas
  kompas adalah alat yang digunakan untuk pengukuran jurus (strike) dan kemiringan (dip). Kompas merupakan alat yang digunakan untuk mencari arah utara, karena sebelum melakukan penembakan bak/rambu dan lain sebagainya, kita harus mengetahui arah utara. Caranya dengan menempelkan kompas pada pinggir piringan skala horizontal..


0 komentar:

Post a Comment