Monday 9 January 2017

Proses Penambangan Minyak Bumi dari Perut Bumi


Pernahkah teman-teman berfikir darimana minyak-minyak yang kita pakai sehari-hari?? Tentu saja lewat penambangan. Tetapi tahukan teman-teman bagaimana proses penambangan?? Proses ini memakai banyak tekonologi yang luar biasa, meskipun begitu sebenarnya konsep penambangan minyak ini cukup sederhana. Proses penambangan ini bernama Hydraulic Fracturing.

Hydraulic fracturing atau yang disebut juga dengan hydrofracturing, hydrofracking, fracking atau fraccingadalah suatu teknik penggalian sumur untuk mendapatkan minyak melalui penghancurkan bebatuan dengan memompakan cairan bertekanan tinggi. Seperti yang kita tahu, tanah memiliki lapisan yang bersifat sangat keras. Tidak mungkin kan kita memakai cangkul?? Oleh karena itu, air bertekanan tinggi di pompakan pada lubang dan selanjutnya bor dengan mata intan memulai proses penggaliannya. Memompakan air bertekanan dalam sumur bertujuan untuk melunakkan dan menghancurkan batuan, sedangkan bor dengan mata intan yang sangat keras bertujuan untuk membuat lubang dalam perut bumi.

Pada umumnya ada 3 proses utama dalam penambangan minyak dengan metode hydraulic fracturing. Secara simpel proses tersebut adalah penggalian sumur, menciptakan celah/lubang pada sumber minyak dengan ledakan, dan mengganjal celah/lubang yang telah diciptakan dari ledakan dengan menggunakan butiran pasir dari cairan yang dipompakan sehingga minyak/gas akan mengalir dengan sendirinya melalui lubang yang dibuat. Cara menciptakan ledakan untuk membuat lubang/celah pada sumber minyak/gas dilakukan dengan dinamit atau nitroglycerin. Wah, ternyata ledakan yang dilakukan ternyata cukup berbahaya, dan berdampak buruk pada struktur dalam tanah.
Cairan yang dipompakan dalam perut bumi pada proses hydraulic fracturing ini tidak hanya berisi air. Cairan tersebut terdiri dari campuran bahan kimia seperti asam, butiran pasir, pengental (surfactant/ geling agent), dll. Butiran pasir dalam cairan yang dipompakan ini biasa disebut dengan proppant. Proppant ini memiliki beberapa fungsi yaitu membantu proses penghacuran batuan, sebagai pengganjal agar lubang yang telah dibuat untuk jalan masuk minyak tidak tertutup kembali, dan sebagai pelicin (lubricant) pada proses pengeboran. Fungsi pengental (gelling agent) adalah mencegah agar butiran pasir (proppant) yang ada dalam cairan agar tidak mengendap. Apabila proppant ini mengendap maka sumur yang telah dibuat bisa tersumbat dan mengganggu jalannya proses pengeboran. Well, ternyata setiap komponen yang digunakan dalam proses ini memiliki peran yang sangat penting!.

Proses hydraulic fracturing ini pertama kali diuji coba pada tahun 1947, dan pertama kali sukses diaplikasikan secara komersil pada tahun 1950. Ternyata sudah 65 tahun semenjak pertama kali proses hydraulic fracturingini sukses dilakukan. Dan pada tahun 2012, sebanyak 2.5 juta proses hydraulic fracturing dilakukan di seluruh dunia untuk menggali sumur minyak dan gas. Lebih dari 1 juta proses tersebut dilakukan di daerah Amerika Serikat. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan minyak di dunia juga menggunakan proses ini untuk menambang minyak dari perut bumi pertiwi kita.
Sekian pembahasan tentang proses penambangan minyak atau hydraulic fracturing. Betapa sedih nya kita, Negara dengan cadangan minyak yang sangat banyak tetapi tidak dapat mengolahnya sendiri. Dengan adanya artikel ini harapannya tumbuh rasa ingin tahu, sehingga muncul para Penggagas yang nantinya akan muncul untuk mengelola minyak di Negeri kita sendiri. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi kita semua.


0 komentar:

Post a Comment