Pernahkah teman-teman
berfikir darimana minyak-minyak yang kita pakai sehari-hari?? Tentu saja lewat
penambangan. Tetapi tahukan teman-teman bagaimana proses penambangan?? Proses
ini memakai banyak tekonologi yang luar biasa, meskipun begitu sebenarnya konsep
penambangan minyak ini cukup sederhana. Proses penambangan ini bernama Hydraulic Fracturing.
Hydraulic fracturing atau yang disebut juga dengan hydrofracturing,
hydrofracking, fracking atau fraccingadalah suatu teknik penggalian sumur untuk mendapatkan
minyak melalui penghancurkan bebatuan dengan memompakan cairan bertekanan
tinggi. Seperti yang kita tahu, tanah memiliki lapisan yang bersifat sangat
keras. Tidak mungkin kan kita memakai cangkul?? Oleh karena itu, air bertekanan
tinggi di pompakan pada lubang dan selanjutnya bor dengan mata intan memulai
proses penggaliannya. Memompakan air bertekanan dalam sumur bertujuan untuk
melunakkan dan menghancurkan batuan, sedangkan bor dengan mata intan yang sangat
keras bertujuan untuk membuat lubang dalam perut bumi.
Pada umumnya ada 3 proses utama dalam penambangan minyak dengan
metode hydraulic fracturing. Secara simpel proses tersebut adalah penggalian
sumur, menciptakan celah/lubang pada sumber minyak dengan ledakan, dan
mengganjal celah/lubang yang telah diciptakan dari ledakan dengan menggunakan
butiran pasir dari cairan yang dipompakan sehingga minyak/gas akan mengalir
dengan sendirinya melalui lubang yang dibuat. Cara menciptakan ledakan untuk
membuat lubang/celah pada sumber minyak/gas dilakukan dengan dinamit atau nitroglycerin. Wah, ternyata ledakan yang dilakukan
ternyata cukup berbahaya, dan berdampak buruk pada struktur dalam tanah.
Cairan yang dipompakan
dalam perut bumi pada proses hydraulic fracturing ini tidak hanya berisi air. Cairan
tersebut terdiri dari campuran bahan kimia seperti asam, butiran pasir,
pengental (surfactant/ geling agent), dll. Butiran pasir dalam cairan yang dipompakan ini biasa
disebut dengan proppant. Proppant ini memiliki beberapa fungsi yaitu
membantu proses penghacuran batuan, sebagai pengganjal agar lubang yang telah
dibuat untuk jalan masuk minyak tidak tertutup kembali, dan sebagai pelicin (lubricant) pada proses pengeboran. Fungsi pengental (gelling agent) adalah mencegah agar butiran pasir (proppant) yang ada dalam cairan agar tidak mengendap. Apabila proppant ini mengendap maka sumur yang telah
dibuat bisa tersumbat dan mengganggu jalannya proses pengeboran. Well, ternyata setiap komponen yang digunakan dalam proses ini
memiliki peran yang sangat penting!.
Proses hydraulic
fracturing ini pertama kali diuji coba pada tahun 1947,
dan pertama kali sukses diaplikasikan secara komersil pada tahun 1950.
Ternyata sudah 65 tahun semenjak pertama kali proses hydraulic
fracturingini sukses
dilakukan. Dan pada tahun 2012, sebanyak 2.5 juta proses hydraulic
fracturing dilakukan di seluruh dunia untuk menggali sumur minyak dan gas.
Lebih dari 1 juta proses tersebut dilakukan di daerah Amerika Serikat. Di
Indonesia, perusahaan-perusahaan minyak di dunia juga menggunakan proses ini
untuk menambang minyak dari perut bumi pertiwi kita.
Sekian pembahasan tentang proses penambangan minyak atau
hydraulic fracturing. Betapa sedih nya kita, Negara dengan cadangan minyak yang
sangat banyak tetapi tidak dapat mengolahnya sendiri. Dengan adanya artikel ini
harapannya tumbuh rasa ingin tahu, sehingga muncul para Penggagas yang nantinya akan muncul untuk
mengelola minyak di Negeri kita sendiri. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan baru bagi kita semua.
0 komentar:
Post a Comment