MOSUL — Bom meledak di tiga tempat berbeda di Kota Mosul, Irak, insiden ini sedikitnya menewaskan puluhan anak dan perempuan, Kamis (22/12/2016).
Serangan terpisah yang tejadi stadion, pasar luar serta masjid Agung Ar-Rahma, diketahui menewaskan 30 orang dan 60 lainnya luka luka, di lingkungan Kokceli tenggara Mosul sekitar tengah hari, kata satu sumber keamanan setempat seperti dikutip dari Presstv.
Korbannya kebanyakan Perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban dari serangan yang datang sebagai ekstremis Takfiri kehilangan tanah dalam menghadapi operasi oleh pasukan pemerintah dan pejuang sekutu untuk merebut kembali kota.
Selain itu pejuang pro-pemerintah dari Popular Mobilisasi Unit, biasa dikenal dengan kata Arab Hashd al-Sha’abi, serta personil kontra-terorisme merupakan di antara yang juga terluka.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan pemerintah Irak menemukan sebuah cache 120mm mortir dan roket Katyusha di wilayah Shalalat, terletak sekitar tujuh kilometer sebelah timur laut dari Mosul.
Militan Daesh rupanya menggunakan amunisi untuk melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan. tentara Irak juga menemukan beberapa seragam militer dan compact disk di situs.
Selain itu, pasukan tentara Irak menemukan dan menjinakkan 45 bom rakitan, yang telah ditanam di pinggiran selatan Mosul untuk memperlambat kemajuan pasukan pemerintah dan sekutu mereka.
Kementerian Pertahanan Irak lebih lanjut mengatakan 70 militan Daesh telah tewas dalam serangkaian serangan udara di provinsi utara Niniwe, kota utama dan ibukota Mosul.
Kementerian itu mengatakan serangan udara yang tepat menghantam sebuah pertemuan teroris selatan dari wilayah Tal ABTA, menewaskan 20 komandan militan senior dan 50 ekstremis mati.
Jet tempur Irak juga melakukan serangan udara di daerah gurun Akashat di provinsi barat Anbar, menghancurkan gudang senjata serta lokakarya yang digunakan untuk membuat kendaraan jebakan booby.
tentara Irak, didukung oleh para pejuang dari Hashd al-Sha’abi dan pasukan Peshmerga Kurdi, berada di tengah-tengah sebuah operasi gabungan yang diluncurkan pada 17 Oktober untuk merebut kembali Mosul dari Daesh teroris.
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan hari Minggu bahwa 103.872 orang telah mengungsi sejak operasi dimulai.
Human Rights Watch mengatakan pada hari Rabu bahwa Daesh teroris di Mosul sengaja menargetkan warga sipil yang menolak untuk bergabung dengan mereka dalam memerangi pasukan Irak.
0 komentar:
Post a Comment