Thursday, 29 December 2016

Pasar Indonesia Terbuka, Barang Impor Mudah Masuk


Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilaipasar Indonesia saat ini semakin terbuka luas. Sehingga, banyak barangimpor dengan begitu mudah masuk ke dalam negeri.

Ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, pada saat barang asing membanjiri pasar Indonesia, produk lokal justru susah bersaing di global. Inilah yang membuat angka impor masih tinggi.

"Tingginya impor ke Indonesia terjadi akibat minimnya hambatan nontarif, itu yang membuktikan pasar kita semakin liberal. Bahkan lebih liberal dibanding Amerika Serikat (AS)," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Heri menjelaskan, Indonesia hanya mempunyai 272 barang yang masuk non tariff measures (NTM). Artinya, hanya sebanyak itu barang yang dilindungi dari puluhan ribu produk yang masuk ke Indonesia.

Sementara, lanjut dia, di AS sudah ada 4.780 produk, Uni Eropa sebanyak 6.805 produk, dan China mencapai 2.194 produk. Daya saing yang melemah ini dinilai dapat membuat laju ekspor masih rendah beberapa tahun terakhir.

"Memang karena global melambat menyebabkan industri kita alami kontraksi. Di saat yang sama, pemerintah lambat dalam mencari potensi pasar baru yang potensial," kata Heri.

Menurutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan mengalami surplus. Namun, banyaknya impor terutama barang konsumsi membuat surplus yang terjadi dinilai tidak sehat.

"Tahun depan jangan ada lagi kondisi seperti ini. Pemerintah harus memperbanyak kebijakan NTM tapi dibarengi dengan data yang kuat dan kebijakan itu mestinya jangan sampai mudah dibuat partner kita di WTO," ujar dia.

0 komentar:

Post a Comment